Di negara Jepang,
anak-anak sudah diajarkan dari sejak dini tentang kekuatan yang menakjubkan
dari teru teru bozu, yang diterjemahkan artinya kepala botak mengkilap (biksu). Teru-teru bozu itu adalah boneka penangkal hujan di Jepang. Dibuatnya mudah sekali. Hanya dari dua lembar tisu atau kain, boneka dikatakan
mewakili kepala botak biksu, dan dibuat ketika cuaca baik, yang akan membuat
kepala mengkilap, yang diharapkanpada hari berikutnya. Banyak orang Jepang yang
tetap tidak yakin dari asal-usul boneka tersebut. Dilihat bukan hanya sebagai
sesuatu yang dilakukan ketika cuaca baik, menjelang peristiwa seperti hari
olahraga, upacara dan perayaan khusus.
Boneka tersebut
tergantung di bawah atap rumah, teru teru bozu bahkan memiliki sebuah lagu yang
menyertainya, yang biasanya dinyanyikan oleh anak-anak ketika boneka sedang
dibuat sebagai nyanyian untuk memohon langit cerah pada hari berikutnya. Lirik
lagu, yang sudah ada pada tahun 1921, sangat memberikan beberapa petunjuk untuk
asal-usul boneka dan sejarah.
Menurut
Asosiasi Cuaca Jepang, yang menjalankan aplikasi cuaca tenki.jp populer disana,
tradisi teru teru bozu itu sudah menyebar ke Jepang dari China selama Periode
Heian (794-1185) dan sudah dapat ditelusuri kembali ke kebiasaan yang
menunjukkan orang dibebankan dengan menerapkan cuaca baik bukan seorang
biarawan melainkan seorang gadis yang membawa sapu.
Seperti
ceritanya, selama hujan lebat yang terus menerus itu, bahwa suara dari langit
memperingatkan orang-orang kalau kota mereka akan tenggelam. Jika seorang gadis
muda tertentu yang indah tidak muncul di luar. Cara untuk menyelamatkan
orang-orang dari banjir, gadis itu dikorbankan, dikirim ke luar dengan sapu
untuk simbolis kepala ke langit dan dia akan menyapu awan hujan dari langit.
Dalam rangka untuk mengingat gadis pemberani yang membawa langit cerah, wanita
muda akan menciptakan sosoknya di kertas cut-out, di mana keterampilan gadis
sapu itu sangat membawa unggul. Angka-angka ini kemudian digantung di luar
untuk membawa sinar matahari di kala hujan.
Dikenal sebagai
掃 晴 娘 (So-Chin-Nyan) atau Souseijou
dalam bahasa Jepang, yang secara arti secara harfiahnya yaitu "gadis
menyapu cuaca cerah", konsep boneka kertas ini mengambil wajah yang
berbeda di Jepang, akhirnya berubah menjadi teru teru bozu seperti yang kita
lihat sekarang ini. Teori ini, menyoroti asal-usul jimat cuaca, dengan musim
hujan masih berjalan, akan banyak ditemukan jendela di luar dan di bawah atap
di seluruh Jepang.
Dari asal-usul cerita dan wajah boneka tersebut sedikit menyeramkan. Namun, kehidupan seperti itu di Jepang sudah menjadi kebiasaan. Wajah-wajah yang dibuatpun berbagai macam. Ada yang berwajah lucu dan berwajah sangat menakutkan.
Nah, ini adalah
lagu Teru teru bozu:
Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni
shite o-kure
Itsuka no yume
no sora no yo ni
Haretara kin no
suzu ageyo.
Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni
shite o-kure
Watashi no negai
wo kiita nara
Amai o-sake wo
tanto nomasho.
Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni
shite o-kure
Sore de mo
kumotte naitetara
Sonata no kubi
wo chon to kiru zo.
http://www.anibee.tv/news/id/fashion-lifestyle/5795/asal-mula-teru-teru-bozu-jimat-jepang-untuk-cuaca-yang-cerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar