Senin, 09 Januari 2017

Asal-usul Teru-teru Bozu di Jepang

Di negara Jepang, anak-anak sudah diajarkan dari sejak dini tentang kekuatan yang menakjubkan dari teru teru bozu, yang diterjemahkan artinya kepala botak mengkilap (biksu). Teru-teru bozu itu adalah boneka penangkal hujan di Jepang. Dibuatnya mudah sekali. Hanya dari dua lembar tisu atau kain, boneka dikatakan mewakili kepala botak biksu, dan dibuat ketika cuaca baik, yang akan membuat kepala mengkilap, yang diharapkanpada hari berikutnya. Banyak orang Jepang yang tetap tidak yakin dari asal-usul boneka tersebut. Dilihat bukan hanya sebagai sesuatu yang dilakukan ketika cuaca baik, menjelang peristiwa seperti hari olahraga, upacara dan perayaan khusus.


Boneka tersebut tergantung di bawah atap rumah, teru teru bozu bahkan memiliki sebuah lagu yang menyertainya, yang biasanya dinyanyikan oleh anak-anak ketika boneka sedang dibuat sebagai nyanyian untuk memohon langit cerah pada hari berikutnya. Lirik lagu, yang sudah ada pada tahun 1921, sangat memberikan beberapa petunjuk untuk asal-usul boneka dan sejarah.



Menurut Asosiasi Cuaca Jepang, yang menjalankan aplikasi cuaca tenki.jp populer disana, tradisi teru teru bozu itu sudah menyebar ke Jepang dari China selama Periode Heian (794-1185) dan sudah dapat ditelusuri kembali ke kebiasaan yang menunjukkan orang dibebankan dengan menerapkan cuaca baik bukan seorang biarawan melainkan seorang gadis yang membawa sapu.



Seperti ceritanya, selama hujan lebat yang terus menerus itu, bahwa suara dari langit memperingatkan orang-orang kalau kota mereka akan tenggelam. Jika seorang gadis muda tertentu yang indah tidak muncul di luar. Cara untuk menyelamatkan orang-orang dari banjir, gadis itu dikorbankan, dikirim ke luar dengan sapu untuk simbolis kepala ke langit dan dia akan menyapu awan hujan dari langit. Dalam rangka untuk mengingat gadis pemberani yang membawa langit cerah, wanita muda akan menciptakan sosoknya di kertas cut-out, di mana keterampilan gadis sapu itu sangat membawa unggul. Angka-angka ini kemudian digantung di luar untuk membawa sinar matahari di kala hujan.

Dikenal sebagai (So-Chin-Nyan) atau Souseijou dalam bahasa Jepang, yang secara arti secara harfiahnya yaitu "gadis menyapu cuaca cerah", konsep boneka kertas ini mengambil wajah yang berbeda di Jepang, akhirnya berubah menjadi teru teru bozu seperti yang kita lihat sekarang ini. Teori ini, menyoroti asal-usul jimat cuaca, dengan musim hujan masih berjalan, akan banyak ditemukan jendela di luar dan di bawah atap di seluruh Jepang.

Dari asal-usul cerita dan wajah boneka tersebut sedikit menyeramkan. Namun, kehidupan seperti itu di Jepang sudah menjadi kebiasaan. Wajah-wajah yang dibuatpun berbagai macam. Ada yang berwajah lucu dan berwajah sangat menakutkan.

Nah, ini adalah lagu Teru teru bozu:


Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Itsuka no yume no sora no yo ni
Haretara kin no suzu ageyo.


Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Watashi no negai wo kiita nara
Amai o-sake wo tanto nomasho.


Teru-teru-bōzu, teru bōzu
Ashita tenki ni shite o-kure
Sore de mo kumotte naitetara

Sonata no kubi wo chon to kiru zo.

http://www.anibee.tv/news/id/fashion-lifestyle/5795/asal-mula-teru-teru-bozu-jimat-jepang-untuk-cuaca-yang-cerah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar